Profil Adi Ahdiyat IDP3

[et_pb_section bb_built=”1″ admin_label=”section”][et_pb_row admin_label=”row”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text”]

Nama lengkap Adi Ahdiyat alumni IDP 3 ini cukup pangjang, tepatnya H. Adi Ahdiyat, S.E bin Duding Sirajudin.  Dia anak ke 4 dari 5 bersaudara yang lahir tanggal 22 Nov 1964 yang terbukti pekerja keras, dia berhasil menyelesaikan pendidikan universitas  Gunadarma tahun 1998. Dan Alhamdulilah sudah menyelesaikan Rukun Islam ke lima dengan  dengan istri di tahun 2015.   Almarhum ayah nya juga seorang purnawirawan TNI-AU lighting TALOA thn 1952 sedang almarhumah Ibunya seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab menjaga anak-anaknya.

Setelah Lulus dari sekolah penerbang TNI-AU angkatan XXXV / IDP 3 tahun 1986, dia ditugaskan berdinas di pesawat C130 Hercules pada skadron udara 32 lanud Abdulrahman Saleh – Malang.  Kemudian, mendapat penugasan dari KASAU utk mengajar di Indonesian Civil And Training Centre-Curug, sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 1996, yang satu tahun kemudian,  tepatnya tanggal 14 september 1997, ia menikah dengan Hj. drg. Meiriza Utama yang dikaruniai dua anak lelaki,  Rizadi Azka, lahir 20 agustus 1999 dan  Rizadi Rashif Ziqri, lahir 26 maret 2004.

 

Setelah selesai penugasan di Curug, pada akhir tahun 1996, ia  memutuskan untuk keluar dari TNI-AU dan ditempatkan di Indonesia Air Transport, sampai tahun 2006.  Pada tahun 2007 ia sempat hijrah ke Pakistan dan bergabung di Shaheen Air, base Karachi dengan pesawat  B737-200 sampai tahun 2008. Dan  tahun 2008-2009 bergabung dengan Air India Cargo, dengan base Di New Delhi.    Tahun 2009 sampai sekarang, ia bergabung dengan fleet Airbus A-320 di Malaysia Air Asia yang berpusat di Kuala Lumpur.

Saat libur di Indonesia, ia tinggal di taman venesia – sentul city, Bogor 13130, Jawa Barat dan sat Dinas hari2nya, ia berdomisili di  pearl avenue condominium,  jalan pasir emas. Sungai Chua-Kajang 43000, Selangor-Malaysia.

Tahun 1998 saat terbang dengan pesawat C-130 skadron udara 32 ke Malaysia, saat itu rumah-rumah mereka masih banyak yang seperti rumah gadang di Minang, tapi setelah Mahatir Muhamad naik jadi PM tahun 1990an, terlihat sekali pembangunan dimana-mana, sampai sekarang.  Intinya kalau pemerintahan kita  sadar akan kemajuan bangsa, kita harus bangkit dari keterpurukan agar tidak semakin ketinggalan, jangankan dengan eropa, amerika. Bahkan dengan negara tetangga pun akan semakin ketinggalan.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]